Hadits merupakan sumber hukum Islam kedua setelah Al-Quran. Hadits terdiri dari dua bagian, yaitu matan dan rawi. Matan merupakan isi atau narasi hadits, sedangkan rawi adalah sanad atau rantai perawi hadits. Dalam artikel ini, kita akan membahas pengertian rawi hadits dan syarat-syarat yang harus dipenuhi oleh rawi hadits.
Pengertian Rawi Hadits
Rawi hadits merupakan orang yang meriwayatkan hadits dari sumbernya ke generasi berikutnya. Rawi hadits juga disebut sebagai perawi hadits. Tugas rawi hadits adalah untuk menjaga keaslian hadits dari sumbernya. Seorang rawi hadits harus memiliki kualifikasi tertentu untuk diakui sebagai perawi hadits yang sahih.
Syarat-syarat Rawi Hadits yang Sahih
Ada beberapa syarat yang harus dipenuhi oleh seorang rawi hadits agar diakui sebagai perawi hadits yang sahih, yaitu:
1. Adil dan Dapat Dipercaya
Rawi hadits harus dikenal sebagai orang yang adil dan dapat dipercaya. Artinya, ia harus memiliki reputasi yang baik di mata masyarakat dan tidak terlibat dalam tindakan yang bertentangan dengan ajaran Islam.
2. Hafal Hadits dengan Baik
Rawi hadits harus hafal hadits dengan baik. Ia harus dapat mengingat hadits secara tepat dan utuh tanpa menghilangkan atau menambahkan bagian-bagian tertentu.
3. Memiliki Pengetahuan yang Luas
Rawi hadits harus memiliki pengetahuan yang luas terkait ajaran Islam dan konteks sosial-politik pada saat hadits tersebut dikeluarkan. Pengetahuan ini diperlukan untuk memahami makna sebenarnya dari hadits dan mencegah terjadinya interpretasi yang salah.
4. Tidak Terkena Penyakit Hafalan
Rawi hadits tidak boleh terkena penyakit hafalan seperti lupa atau keliru mengingat. Ia harus mampu mengingat hadits dengan baik dan benar meskipun sudah berlalu waktu yang lama.
5. Tidak Terkena Penyakit Hati
Rawi hadits tidak boleh terkena penyakit hati seperti hasad, iri, atau dengki terhadap orang lain. Penyakit hati ini dapat mempengaruhi kualitas perawi hadits dalam meriwayatkan hadits dengan jujur dan benar.
6. Tidak Terkena Penyakit Fisik
Rawi hadits tidak boleh terkena penyakit fisik yang dapat mempengaruhi kemampuannya dalam meriwayatkan hadits dengan baik. Penyakit fisik seperti gangguan pendengaran atau penglihatan dapat mengganggu kemampuan perawi hadits dalam mengingat dan menyampaikan hadits secara benar.
Kesimpulan
Rawi hadits merupakan orang yang meriwayatkan hadits dari sumbernya ke generasi berikutnya. Seorang rawi hadits harus memiliki kualifikasi tertentu untuk diakui sebagai perawi hadits yang sahih. Syarat-syarat tersebut meliputi adil dan dapat dipercaya, hafal hadits dengan baik, memiliki pengetahuan yang luas, tidak terkena penyakit hafalan, tidak terkena penyakit hati, dan tidak terkena penyakit fisik.