Ibnu Athaillah as-Sakandari: Sikap Terbaik Saat Harapan Tak

Di dalam hidup, pasti ada saat-saat di mana kita menghadapi kekecewaan dan kegagalan. Saat itu, mungkin kita merasa sedih, kehilangan harapan, dan terpuruk. Namun, sebenarnya ada sikap terbaik yang dapat kita ambil saat harapan tak lagi ada. Salah satunya adalah dengan mengambil pelajaran dari Ibnu Athaillah as-Sakandari.

Siapakah Ibnu Athaillah as-Sakandari?

Ibnu Athaillah as-Sakandari adalah seorang sufi dan ulama besar yang hidup pada abad ke-14 di Mesir. Beliau dikenal sebagai penulis kitab Hikam yang sangat terkenal di dunia Islam. Kitab ini berisi kumpulan aforisme dan nasihat-nasihat bijak tentang kehidupan spiritual dan praktis.

Dalam kitab Hikam, Ibnu Athaillah as-Sakandari banyak membahas tentang sikap yang harus diambil saat menghadapi kekecewaan dan kegagalan. Beliau mengajarkan bahwa kekecewaan dan kegagalan adalah bagian dari hidup yang harus dihadapi dengan sikap yang tepat.

Sikap Terbaik Saat Harapan Tak

Saat harapan tak lagi ada, banyak orang merasa kehilangan arah dan tidak tahu harus berbuat apa. Namun, Ibnu Athaillah as-Sakandari mengajarkan bahwa ada beberapa sikap terbaik yang dapat diambil saat menghadapi situasi ini:

1. Sabar

Sabar adalah salah satu sikap yang sangat ditekankan oleh Ibnu Athaillah as-Sakandari. Beliau mengajarkan bahwa sabar adalah kunci untuk menghadapi kekecewaan dan kegagalan. Dengan sabar, kita dapat mengendalikan emosi dan tetap tenang dalam menghadapi situasi sulit.

2. Bersyukur

Bersyukur adalah sikap yang sering diabaikan saat menghadapi kekecewaan dan kegagalan. Namun, Ibnu Athaillah as-Sakandari mengajarkan bahwa bersyukur adalah sikap yang sangat penting. Dengan bersyukur, kita dapat melihat sisi positif dari situasi yang sulit dan mengambil pelajaran dari pengalaman tersebut.

3. Tawakal

Tawakal adalah sikap yang artinya menyerahkan diri sepenuhnya kepada Allah. Ibnu Athaillah as-Sakandari mengajarkan bahwa tawakal adalah kunci untuk mengatasi kekecewaan dan kegagalan. Dengan tawakal, kita dapat merelakan kegagalan dan mengembalikan harapan kepada Allah.

4. Istighfar

Istighfar adalah sikap memohon ampunan kepada Allah. Ibnu Athaillah as-Sakandari mengajarkan bahwa dengan istighfar, kita dapat membersihkan hati dan mendapatkan rahmat dari Allah. Dengan begitu, kita dapat menghadapi kekecewaan dan kegagalan dengan lebih ikhlas dan lapang dada.

Pelajaran dari Ibnu Athaillah as-Sakandari

Dari pelajaran-pelajaran yang diajarkan oleh Ibnu Athaillah as-Sakandari, terdapat beberapa hal yang dapat kita pelajari:

1. Kekecewaan dan kegagalan adalah bagian dari hidup

Ibnu Athaillah as-Sakandari mengajarkan bahwa kekecewaan dan kegagalan adalah bagian dari hidup yang harus dihadapi dengan sikap yang tepat. Kita tidak dapat menghindar dari kekecewaan dan kegagalan, namun kita dapat mengambil pelajaran dari pengalaman tersebut.

2. Sabar, bersyukur, tawakal, dan istighfar adalah sikap yang penting

Sabar, bersyukur, tawakal, dan istighfar adalah sikap yang sangat penting saat menghadapi kekecewaan dan kegagalan. Dengan mengambil sikap ini, kita dapat mengendalikan emosi, melihat sisi positif dari situasi sulit, merelakan kegagalan, dan mendapatkan rahmat dari Allah.

3. Kitab Hikam sebagai sumber inspirasi dan motivasi

Kitab Hikam yang ditulis oleh Ibnu Athaillah as-Sakandari dapat menjadi sumber inspirasi dan motivasi bagi kita. Kitab ini berisi banyak aforisme dan nasihat-nasihat bijak tentang kehidupan spiritual dan praktis. Dengan membaca dan memahami isi kitab ini, kita dapat mengambil pelajaran dan mengembangkan sikap yang tepat saat menghadapi kekecewaan dan kegagalan.

Kesimpulan

Saat harapan tak lagi ada, tidak perlu merasa putus asa dan terpuruk. Ada sikap terbaik yang dapat kita ambil saat menghadapi situasi ini, seperti sabar, bersyukur, tawakal, dan istighfar. Pelajaran dari Ibnu Athaillah as-Sakandari dapat menjadi inspirasi dan motivasi bagi kita untuk menghadapi kekecewaan dan kegagalan dengan sikap yang tepat.