Tarikat Naqsabandiyah merupakan salah satu tarekat sufi yang memiliki pengikut terbanyak di dunia. Tarikat ini didirikan oleh Baha-ud-din Naqsaband, seorang ulama dan sufi asal Uzbekistan pada abad ke-14. Tarikat Naqsabandiyah memiliki sejarah dan filosofi yang sangat kaya dan menarik untuk dijelajahi.
Asal Usul Tarikat Naqsabandiyah
Baha-ud-din Naqsaband merupakan seorang ulama yang berasal dari Uzbekistan. Ia belajar agama Islam dari beberapa guru besar di wilayah tersebut. Setelah menimba ilmu agama yang cukup, ia memutuskan untuk mengembara ke berbagai tempat di Asia Tengah dan Timur Tengah.
Selama perjalanannya, ia bertemu dengan beberapa tokoh sufi besar seperti Abdul Khaliq Gajadwani, Syekh Ahmad Yasawi, dan Syekh Ali ar-Ramitani. Dari mereka, ia belajar tentang tarekat sufi dan mengembangkan pemikirannya sendiri tentang agama Islam.
Pada tahun 1350 M, Baha-ud-din Naqsaband mendirikan tarekat Naqsabandiyah di wilayah Bukhara, Uzbekistan. Tarekat ini kemudian menyebar ke berbagai belahan dunia dan memiliki pengikut yang sangat banyak.
Asas-Asas Tarikat Naqsabandiyah
Tarikat Naqsabandiyah memiliki beberapa asas atau prinsip dasar yang harus diikuti oleh para pengikutnya. Beberapa asas tersebut antara lain:
Tawakal
Tawakal adalah kepercayaan kepada Allah SWT sebagai Pemberi Rezeki dan Pemilik Segala-galanya. Dalam tarekat Naqsabandiyah, tawakal merupakan prinsip dasar yang harus dipegang teguh oleh para pengikutnya. Tawakal berarti melepaskan segala bentuk kekhawatiran dan kegelisahan, dan hanya mengandalkan Allah SWT dalam segala urusan.
Zikir
Zikir adalah kegiatan mengingat Allah SWT dengan menyebut nama-Nya atau kalimat-kalimat tertentu. Dalam tarekat Naqsabandiyah, zikir merupakan kegiatan yang sangat penting dan harus dilakukan secara teratur. Zikir dapat dilakukan secara individu maupun berjamaah.
Muraqabah
Muraqabah adalah kegiatan meditasi atau merenung yang bertujuan untuk memperkuat ikatan antara manusia dengan Tuhan. Dalam tarekat Naqsabandiyah, muraqabah menjadi kegiatan yang sangat penting dan dilakukan secara teratur oleh para pengikutnya.
Muhasabah
Muhasabah adalah kegiatan introspeksi diri yang bertujuan untuk mengevaluasi perbuatan dan sikap manusia. Dalam tarekat Naqsabandiyah, muhasabah menjadi kegiatan yang sangat penting dan dilakukan secara teratur oleh para pengikutnya.
Tokoh-Tokoh Penting dalam Tarikat Naqsabandiyah
Tarikat Naqsabandiyah memiliki beberapa tokoh penting yang sangat mempengaruhi perkembangan tarekat ini. Beberapa tokoh tersebut antara lain:
Baha-ud-din Naqsaband
Baha-ud-din Naqsaband merupakan pendiri tarekat Naqsabandiyah. Ia adalah seorang ulama dan sufi yang memiliki pemikiran yang sangat maju pada masanya. Ia juga dikenal sebagai sosok yang sangat dermawan dan memiliki rasa kasih sayang yang tinggi terhadap sesama.
Shah Naqshband
Shah Naqshband adalah pengikut Baha-ud-din Naqsaband yang kemudian menjadi pemimpin tarekat setelah Baha-ud-din Naqsaband wafat. Ia dikenal sebagai sosok yang sangat saleh dan memiliki kemampuan spiritual yang sangat tinggi. Ia juga banyak memberikan sumbangsih dalam bidang kajian ilmu agama Islam.
Abdul Khaliq Gajadwani
Abdul Khaliq Gajadwani adalah seorang tokoh sufi besar yang menjadi guru dari Baha-ud-din Naqsaband. Ia juga dikenal sebagai sosok yang sangat saleh dan memiliki kemampuan spiritual yang sangat tinggi. Ia banyak memberikan sumbangsih dalam bidang kajian ilmu agama Islam, terutama dalam bidang tasawuf.
Penyebaran Tarikat Naqsabandiyah
Tarikat Naqsabandiyah menyebar ke berbagai belahan dunia dan memiliki pengikut yang sangat banyak. Beberapa negara yang menjadi pusat penyebaran tarekat ini antara lain Uzbekistan, Turki, India, dan Pakistan.
Di Indonesia, tarikat Naqsabandiyah juga memiliki pengikut yang cukup banyak. Beberapa tokoh sufi dan ulama besar di Indonesia juga berasal dari tarekat ini, seperti Syekh Abdul Qadir Jaelani dan Syekh Muhammad Arsyad al-Banjari.
Keunikan dan Filosofi Tarikat Naqsabandiyah
Tarikat Naqsabandiyah memiliki beberapa keunikan dan filosofi yang sangat menarik untuk dijelajahi. Beberapa keunikan dan filosofi tersebut antara lain:
Penekanan pada Praktik Spiritual dan Kebaikan Moral
Tarikat Naqsabandiyah menekankan pentingnya praktik spiritual dan kebaikan moral dalam kehidupan sehari-hari. Para pengikut tarekat ini diharapkan dapat menjalankan ajaran Islam dengan baik dan berakhlak mulia.
Penolakan terhadap Kebiasaan Mewah dan Hedonisme
Tarikat Naqsabandiyah menolak kebiasaan mewah dan hedonisme dalam kehidupan sehari-hari. Para pengikut tarekat ini diharapkan dapat hidup sederhana dan tidak terpengaruh oleh kebiasaan konsumtif yang berlebihan.
Penekanan pada Tawakal dan Zikir
Tarikat Naqsabandiyah menekankan pentingnya tawakal dan zikir dalam kehidupan sehari-hari. Para pengikut tarekat ini diharapkan dapat melepaskan segala bentuk kekhawatiran dan kegelisahan, dan hanya mengandalkan Allah SWT dalam segala urusan.
Berfokus pada Kehidupan Batin dan Spiritual
Tarikat Naqsabandiyah berfokus pada kehidupan batin dan spiritual, bukan hanya pada kehidupan fisik dan materi. Para pengikut tarekat ini diharapkan dapat memperkuat ikatan antara manusia dengan Tuhan dan menjalankan ajaran Islam dengan baik.
Kesimpulan
Tarikat Naqsabandiyah merupakan salah satu tarekat sufi yang memiliki pengikut terbanyak di dunia. Tarekat ini didirikan oleh Baha-ud-din Naqsaband, seorang ulama dan sufi asal Uzbekistan pada abad ke-14. Tarikat Naqsabandiyah memiliki sejarah dan filosofi yang sangat kaya dan menarik untuk dijelajahi.
Tarikat Naqsabandiyah memiliki beberapa asas atau prinsip dasar yang harus diikuti oleh para pengikutnya. Beberapa asas tersebut antara lain tawakal, zikir, muraqabah, dan muhasabah. Tarekat Naqsabandiyah juga memiliki beberapa tokoh penting yang sangat mempengaruhi perkembangan tarekat ini, seperti Baha-ud-din Naqsaband, Shah Naqshband, dan Abdul Khaliq Gajadwani.
Tarikat Naqsabandiyah menyebar ke berbagai belahan dunia dan memiliki pengikut yang sangat banyak. Tarekat ini juga memiliki beberapa keunikan dan filosofi yang sangat menarik untuk dijelajahi, seperti penekanan pada praktik spiritual dan kebaikan moral, penolakan terhadap kebiasaan mewah dan hedonisme, dan berfokus pada kehidupan batin dan spiritual.
Sebagai pengikut tarekat Naqsabandiyah, kita diharapkan dapat menjalankan ajaran Islam dengan baik, hidup sederhana, dan memperkuat ikatan antara manusia dengan Tuhan.