Al-Qur’an merupakan kitab suci umat muslim yang menjadi pedoman hidup. Bagi umat muslim, membaca Al-Qur’an adalah wajib dilakukan. Selain itu, menulis Al-Qur’an juga menjadi kegiatan yang banyak dilakukan oleh umat muslim.
Ada enam pola penulisan Al-Qur’an yang berbeda dari kaidah. Pola-pola penulisan tersebut memiliki perbedaan dalam penggunaan tanda baca dan penggunaan kata-kata. Berikut ini adalah enam pola penulisan Al-Qur’an yang berbeda dari kaidah:
1. Penulisan Tanpa Tanda Baca
Salah satu pola penulisan Al-Qur’an yang berbeda dari kaidah adalah penulisan tanpa menggunakan tanda baca. Dalam penulisan Al-Qur’an, tanda baca seperti titik, koma, dan tanda seru tidak digunakan. Hal ini dilakukan agar pembaca tidak salah dalam memahami isi Al-Qur’an.
Contoh ayat Al-Qur’an yang ditulis tanpa tanda baca adalah:
وَاللَّيْلِ إِذَا يَغْشَىٰ
Dan demi malam apabila ia menutupi.
2. Penulisan Tanpa Spasi
Pola penulisan Al-Qur’an yang kedua adalah penulisan tanpa menggunakan spasi. Dalam penulisan Al-Qur’an, tidak ada jarak antara satu kata dengan kata lainnya. Hal ini dilakukan agar pembaca dapat membaca Al-Qur’an dengan lancar dan tidak terputus-putus.
Contoh ayat Al-Qur’an yang ditulis tanpa spasi adalah:
وَالْعَصْرِ
Demi masa.
3. Penulisan Tanpa Alif dan Lam
Pola penulisan Al-Qur’an yang ketiga adalah penulisan tanpa menggunakan huruf alif dan lam. Dalam penulisan Al-Qur’an, huruf alif dan lam tidak selalu digunakan. Hal ini dilakukan agar pembaca dapat membaca Al-Qur’an dengan lancar dan tidak terputus-putus.
Contoh ayat Al-Qur’an yang ditulis tanpa huruf alif dan lam adalah:
قُلْ يَا أَيُّهَا الْكَافِرُونَ
Katakanlah: “Hai orang-orang kafir.
4. Penulisan Tanpa Harakat
Pola penulisan Al-Qur’an yang keempat adalah penulisan tanpa menggunakan harakat. Dalam penulisan Al-Qur’an, tidak selalu menggunakan harakat seperti fathah, kasrah, dan dhommah. Hal ini dilakukan agar pembaca dapat membaca Al-Qur’an dengan lancar dan tidak terputus-putus.
Contoh ayat Al-Qur’an yang ditulis tanpa harakat adalah:
قُلْ هُوَ اللَّهُ أَحَدٌ
Katakanlah: “Dia-lah Allah, Yang Maha Esa.
5. Penulisan Tanpa Shaddah
Pola penulisan Al-Qur’an yang kelima adalah penulisan tanpa menggunakan shaddah. Dalam penulisan Al-Qur’an, tidak selalu menggunakan shaddah pada huruf yang berulang. Hal ini dilakukan agar pembaca dapat membaca Al-Qur’an dengan lancar dan tidak terputus-putus.
Contoh ayat Al-Qur’an yang ditulis tanpa shaddah adalah:
وَالنَّجْمِ إِذَا هَوَىٰ
Demi bintang apabila ia terbenam.
6. Penulisan Tanpa Sukun
Pola penulisan Al-Qur’an yang terakhir adalah penulisan tanpa menggunakan sukun. Dalam penulisan Al-Qur’an, tidak selalu menggunakan sukun pada huruf yang tidak diikuti oleh harakat. Hal ini dilakukan agar pembaca dapat membaca Al-Qur’an dengan lancar dan tidak terputus-putus.
Contoh ayat Al-Qur’an yang ditulis tanpa sukun adalah:
بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَٰنِ الرَّحِيمِ
Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih, Maha Penyayang.
Kesimpulan
Enam pola penulisan Al-Qur’an yang berbeda dari kaidah memiliki perbedaan dalam penggunaan tanda baca, spasi, kata-kata, huruf, dan harakat. Hal ini dilakukan agar pembaca dapat membaca Al-Qur’an dengan lancar dan tidak terputus-putus. Adapun keenam pola penulisan tersebut adalah penulisan tanpa tanda baca, penulisan tanpa spasi, penulisan tanpa alif dan lam, penulisan tanpa harakat, penulisan tanpa shaddah, dan penulisan tanpa sukun.