Nabi Adam merupakan manusia pertama yang diciptakan oleh Allah SWT. Namun, ketika ia masih berada di surga, ia melakukan kesalahan yang menyebabkan dirinya dan istrinya, Siti Hawa, diusir dari surga. Kesalahan ini dikenal sebagai dosa asal atau original sin.
Kisah tentang dosa asal ini seringkali menjadi perdebatan di kalangan umat Muslim. Namun, ada sebuah kisah menarik yang terkait dengan dosa asal ini. Kisah ini melibatkan dua nabi besar, yaitu Nabi Adam dan Nabi Musa.
Kisah Nabi Musa
Nabi Musa merupakan nabi besar yang juga dikenal sebagai pemimpin Bani Israel. Ia diberikan wahyu langsung dari Allah SWT dan diutus untuk memimpin umatnya keluar dari perbudakan di Mesir. Namun, dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari, Nabi Musa pernah mempertanyakan keputusan Allah SWT yang menjadikan Nabi Adam sebagai manusia pertama.
Nabi Musa bertanya kepada Allah SWT, “Ya Allah, apakah kamu menciptakan Adam dan menempatkan dia di surga lalu memberikan kepadanya ilmu pengetahuan dan segala sesuatu yang tidak diberikan kepada kami?”
Allah SWT menjawab, “Wahai Musa, Adam adalah manusia yang Aku ciptakan dengan tangan-Ku sendiri dan Aku tiupkan ruh-Ku padanya. Aku berikan kepadanya ilmu pengetahuan tentang nama-nama segala sesuatu. Kemudian Aku memerintahkan kepada para malaikat untuk bersujud kepada-Nya.”
Namun, Nabi Musa masih merasa tidak puas dengan jawaban Allah SWT dan mempertanyakan keputusan-Nya lagi. Ia berkata, “Ya Allah, Adam telah membuat kesalahan dan menyebabkan manusia terus menerus berdosa. Mengapa Engkau tidak mengirim kami sebagai manusia pertama?”
Allah SWT menjawab, “Wahai Musa, aku telah menentukan apa yang harus diketahui oleh manusia pada saat itu. Aku tidak memilih Adam karena Aku mencintainya lebih dari kamu atau Bani Israel. Aku memilihnya karena Aku tahu bahwa dia akan berbuat baik.”
Arti dari Kisah ini
Kisah Nabi Musa saat mempersalahkan Nabi Adam mengajarkan kita bahwa sebagai manusia, kita seringkali suka merasa tidak puas dengan apa yang telah diberikan oleh Allah SWT. Kita seringkali mempertanyakan keputusan-Nya dan merasa bahwa kita bisa melakukan lebih baik.
Namun, kita harus ingat bahwa Allah SWT adalah yang terbaik dalam menentukan segala sesuatu. Kita tidak bisa memahami seluruh keputusan-Nya, namun kita harus tetap berserah diri dan percaya bahwa segala sesuatu yang terjadi adalah untuk kebaikan kita.
Kesimpulan
Kisah Nabi Musa saat mempersalahkan Nabi Adam mengajarkan kita untuk tidak merasa tidak puas dengan apa yang telah diberikan oleh Allah SWT. Kita harus tetap berserah diri dan percaya bahwa segala sesuatu yang terjadi adalah untuk kebaikan kita. Semoga kita selalu diberikan kekuatan dan kebijaksanaan untuk selalu mempercayai keputusan Allah SWT.