Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Kisah Nu’aiman dan sikap ‘santai’ Rasulullah adalah salah satu kisah yang sangat memotivasi kita untuk selalu bersikap tenang dan sabar dalam menghadapi segala hal. Cerita ini diceritakan oleh Ustadz Abdul Somad dalam salah satu tausiyahnya. Dalam cerita ini, terdapat banyak pelajaran yang dapat kita ambil dan kita aplikasikan dalam kehidupan sehari-hari.
Cerita Kisah Nu’aiman
Nu’aiman adalah seorang budak yang bekerja untuk seorang pembesar kota. Dia sangat terkenal dengan penyakit kulit yang dia derita. Karena penyakitnya itu, dia sangat dijauhi oleh orang-orang dan dianggap sebagai orang yang kotor dan jorok. Namun, Nu’aiman memiliki sikap yang sangat sabar dan tawadhu. Dia tidak pernah merasa putus asa dan selalu berusaha untuk tetap bekerja dengan baik.
Suatu hari, seorang sahabat Rasulullah bernama Abu Bakar melihat Nu’aiman sedang berjalan di pasar. Abu Bakar mengenali Nu’aiman dan merasa kasihan melihat kondisinya yang begitu sengsara. Abu Bakar kemudian membeli Nu’aiman dari majikannya dan membawanya ke Rasulullah.
Sikap ‘Santai’ Rasulullah
Saat Rasulullah melihat Nu’aiman, beliau tidak menunjukkan rasa jijik atau kasihan. Rasulullah malah bersikap santai dan ramah terhadap Nu’aiman. Beliau tidak seperti orang lain yang menganggap Nu’aiman sebagai orang yang tidak berguna. Rasulullah malah memandang Nu’aiman sebagai saudara seiman yang perlu dibantu.
Saat ditanya oleh Abu Bakar tentang penyakit kulit Nu’aiman, Rasulullah menjawab dengan santai bahwa penyakit itu akan sembuh. Beliau kemudian memerintahkan Nu’aiman untuk mandi dan membersihkan diri dari kotoran. Setelah itu, Rasulullah memberikan Nu’aiman pakaian yang bersih dan menyerahkan Nu’aiman kepada sahabatnya yang bernama Bilal untuk diurus.
Pesan Moral dari Kisah Nu’aiman dan Sikap ‘Santai’ Rasulullah
Kisah Nu’aiman dan sikap ‘santai’ Rasulullah mengajarkan kita untuk selalu bersikap santai dan tawadhu dalam menghadapi semua masalah. Ketika kita merasa putus asa dan tidak tahu harus berbuat apa, kita harus selalu mengingat bahwa Allah selalu bersama kita dan akan memberikan jalan keluar dari setiap kesulitan.
Selain itu, kisah ini juga mengajarkan kita untuk selalu memandang orang lain sebagai saudara seiman yang perlu dibantu. Kita tidak boleh menganggap orang lain sebagai orang yang tidak berguna atau tidak penting. Setiap orang memiliki potensi dan kemampuan yang berbeda-beda. Kita harus selalu memberikan kesempatan kepada orang lain untuk menunjukkan potensi dan kemampuannya.
Kisah ini juga mengajarkan kita untuk selalu bersyukur atas segala nikmat yang telah diberikan oleh Allah. Kita tidak boleh merasa putus asa atau kecewa ketika mengalami masalah atau kesulitan. Kita harus selalu ingat bahwa Allah selalu bersama kita dan akan memberikan jalan keluar dari setiap kesulitan.
Kesimpulan
Dalam kisah Nu’aiman dan sikap ‘santai’ Rasulullah, terdapat banyak pelajaran yang dapat kita ambil dan kita aplikasikan dalam kehidupan sehari-hari. Kita harus selalu bersikap santai dan tawadhu dalam menghadapi segala hal. Kita juga harus selalu memandang orang lain sebagai saudara seiman yang perlu dibantu dan memberikan kesempatan kepada orang lain untuk menunjukkan potensi dan kemampuannya. Terakhir, kita harus selalu bersyukur atas segala nikmat yang telah diberikan oleh Allah dan tidak merasa putus asa atau kecewa ketika mengalami masalah atau kesulitan.
Demikianlah artikel mengenai Kisah Nu’aiman dan Sikap ‘Santai’ Rasulullah. Semoga artikel ini bermanfaat bagi pembaca dan dapat menjadi motivasi untuk selalu bersikap tenang dan sabar dalam menghadapi segala hal. Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.