Kurban merupakan salah satu ibadah yang dilakukan oleh umat Muslim pada hari raya Idul Adha. Ibadah kurban ini memiliki sejarah yang sangat penting bagi umat Muslim. Kurban berasal dari bahasa Arab “qurban” yang berarti “dekat” atau “pengorbanan”.
Pada zaman Nabi Ibrahim, Allah SWT memerintahkan Nabi Ibrahim untuk mengorbankan putranya, Nabi Ismail. Meskipun Nabi Ibrahim sangat mencintai putranya, namun ia tetap patuh pada perintah Allah SWT. Ketika Nabi Ibrahim hendak mengorbankan Nabi Ismail, Allah SWT menggantinya dengan seekor domba yang lebih kecil.
Teladan dari Nabi Ibrahim
Kisah Nabi Ibrahim mengorbankan putranya, Nabi Ismail, menjadi sebuah teladan bagi umat Muslim. Nabi Ibrahim menunjukkan kesetiaannya pada Allah SWT meskipun harus mengorbankan putranya yang sangat dicintainya. Ia berusaha untuk mematuhi perintah Allah SWT dengan sepenuh hati dan tidak mempertanyakan keputusan Allah SWT.
Kisah ini juga mengajarkan kita tentang pentingnya kesetiaan pada Allah SWT dan ketaatan pada perintah-Nya. Bahwa kita harus mempercayakan segala sesuatu pada Allah SWT dan tidak meragukan keputusan-Nya. Sebagaimana firman Allah SWT dalam surah Al-An’am ayat 162-163:
“Katakanlah (hai Muhammad): Sesungguhnya shalatku, ibadatku, hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam. Tidak ada sekutu bagi-Nya. Dan demikianlah yang diperintahkan kepadaku, dan aku adalah orang yang pertama-tama berserah diri (kepada-Nya).”
Teladan dari Nabi Ismail
Nabi Ismail juga memberikan teladan bagi umat Muslim. Ia sepenuh hati menerima keputusan Allah SWT untuk dijadikan kurban. Ia tidak merasa takut atau kecewa, melainkan dengan ikhlas menerima nasibnya. Nabi Ismail menunjukkan kesediaannya untuk mengorbankan dirinya demi ketaatan pada Allah SWT.
Kisah ini mengajarkan kita tentang pentingnya kesediaan untuk mengorbankan hal yang kita cintai demi ketaatan pada Allah SWT. Bahwa kita harus siap untuk mengorbankan segala sesuatu yang kita miliki, termasuk harta dan jiwa, untuk memenuhi perintah Allah SWT. Sebagaimana firman Allah SWT dalam surah Al-Baqarah ayat 196:
“Dan sempurnakanlah ibadah haji dan umrah karena Allah. Maka jika kamu terhalang, berikanlah kurban yang mudah didapat. Dan janganlah mencukur rambut kepala sebelum kurban sampai ke tempat penyembelihan.”
Ibadah Kurban dalam Islam
Setelah kisah Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail, ibadah kurban menjadi salah satu ibadah yang dilakukan oleh umat Muslim. Ibadah kurban dilakukan pada hari raya Idul Adha, yaitu pada tanggal 10 Dzulhijjah setiap tahunnya. Ibadah kurban dilakukan dengan menyembelih hewan yang telah dipilih dan disetujui oleh Allah SWT.
Hewan yang disebutkan dalam Al-Quran untuk dijadikan kurban adalah kambing, domba, sapi, atau unta. Hewan tersebut harus sehat, cukup umur, dan tidak cacat. Hewan kurban yang telah disembelih kemudian dibagikan kepada orang-orang yang membutuhkan, termasuk kepada fakir miskin dan keluarga yang kurang mampu.
Ibadah kurban merupakan salah satu cara untuk mempererat tali persaudaraan antara sesama Muslim. Dengan membagikan daging kurban kepada orang-orang yang membutuhkan, kita dapat membantu mereka yang sedang kesulitan dan mempererat hubungan kita dengan mereka. Sebagaimana firman Allah SWT dalam surah Al-Hajj ayat 34:
“Dan bagi tiap-tiap umat telah Kami tetapkan ibadah kurban, agar mereka menyebut nama Allah terhadap binatang ternak yang telah Kami rizkikan kepada mereka. Maka Tuhanmu adalah Tuhan Yang Maha Esa, maka berserahlah kamu kepada-Nya. Dan berilah khabar gembira kepada orang-orang yang tunduk patuh.”
Kesimpulan
Kisah Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail dalam mengorbankan diri menjadi sebuah teladan bagi umat Muslim. Ibadah kurban yang dilakukan setiap tahunnya juga mengajarkan kita tentang pentingnya kesetiaan pada Allah SWT dan ketaatan pada perintah-Nya. Ibadah kurban juga merupakan salah satu cara untuk mempererat tali persaudaraan antara sesama Muslim.
Semoga kita selalu dapat menjaga kesetiaan dan ketaatan pada Allah SWT, serta selalu siap untuk mengorbankan segala sesuatu demi memenuhi perintah-Nya. Amin ya Rabbal Alamin.